googlef07c5479d9b2a839.html Kang Rendy: Manajemen

Selasa, 09 November 2010

Manajemen

 MANAJEMEN
(oleh: Rendy Erwantoko)

A. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu (Hasibuan, 2004: 2). Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan (Stoner dkk, 1996: 7). Menurut John R (2003:4), manajemen secara formal diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan.
Kamaluddin (1989:3) manajemen bisa sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengorganisasian pemakaian sumber manusia dan material. Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain (Terry, 1986: 4).
            Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni untuk mengatur, melibatkan, dan menggunakan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu secara efektif dan efisien yang telah ditetapkan. Proses-proses manajemen tersebut dapat dilakukan dalam kegiatan umum dan kegiatan olahraga khususnya, termasuk induk organisasi cabang olahraga prestasi.
B. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pekerjaan yang dilakukan oleh manajer-manajer meliputi pekerjaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan untuk mencapai tujuan perusahaan (Kamaluddin, 1989:5-6). Ada empat fungsi manajemen dalam proses manajemen yaitu Perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pemimpinan/pengarahan (Leading) dan pengendalian (Controlling) (John R, 2003:12).
Terry (1986:5) fungsi-fungsi dasar manajemen yakni: perencanaan-pengorganisasian-menggerakkan-pengawasan, agar supaya sasaran-sasaran yang ditetapkan dapat tercapai. Fungsi-fungsi tersebut lebih mudah diingat berdasarkan singkatan P.O.A.C, yang berarti: Planning-Organizing-Actuating-Controlling. Setiap manajer dalam pelaksanaan tugasnya, aktivitasnya, dan kepemimpinannya untuk mencapai tujuan harus melakukan ”perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian” dengan baik (Hasibuan, 2004:38-39). Pengarahan atau Directing = actuating = leading = penggerakan (Hasibuan, 2004:183).
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah elemen dasar yang dijadikan acuan, yang memiliki fungsi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan melakukan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating/directing/leading), dan pengawasan (controlling). Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan agar kegiatan yang dilakukan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah awal dari proses manajemen. Perencanaan merupakan proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya (John R., 2003:12).  Terry (1986: 163) Perencanaan berarti menentukan sebelumnya apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Handoko (2003:25) mengartikan perencanaan adalah: a) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan b) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan Siagian (2002:50) menyatakan bahwa perencanaan merupakan “usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”.
Pada hakekatnya, inti perencanaan adalah pemilihan jalan yang akan ditempuh, karena perencanaan adalah pemilihan berbagai alternatif tujuan, strategi, kebijakan, taktik, prosedur, dan program-program (Reksohadiprojo, 1984:22). Perencanaan merupakan usaha kongretisasi langkah-langkah yang harus ditempuh yang dasar-dasarnya telah diletakkan dalam strategi organisasi (Siagian 2002:48).
Perencanaan menunjukkan tujuan yang penting dan menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapainya. Perencanaan merupakan pijakan untuk tahapan lebih lanjut dari tugas-tugas manajerial yaitu pengorganisasian (organizing) dengan mengalokasikan dan mengatur sumber produksi untuk mencapai tugas-tugas pokok, pelaksanaan (actuating) dengan mengarahkan usaha sumber daya manusia untuk menjamin tercapainya penyelesaian tugas dengan sempurna dan pengawasan (controlling) dengan memonitor tercapainya tugas dan mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
Perencanaan mengarahkan tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya. Stoner dkk (1996: 10-11) rencana merupakan pedoman untuk (1) organisasi memperoleh dan menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan; (2) anggota organisasi melaksanakan aktivitas yang konsisten dengan tujuan dan prosedur yang sudah ditetapkan; dan (3) memonitor dan mengukur kemajuan untuk mencapai tujuan, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila kemajuan tidak memuaskan.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu tindakan atau suatu langkah-langkah atau strategi yang akan dan harus dilakukan di masa depan secara efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan perencanaan dapat diidentifikasi hasil kerja yang diinginkan serta cara-cara untuk mencapainya. Perencanaan harus dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.bahwa perencanaan merupakan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan merupakan pijakan untuk melakukan pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen kedua dan dilakukan secara langsung dari dasar yang telah dibuat oleh perencanaan yang baik. Siagian (2002: 81-82) pengorganisasian ialah “ keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Pengorganisasian merupakan proses penempatan orang-orang dan sumber daya lainnya untuk melakukan tugas-tugas dalam pencapaian tujuan biasa dan menyangkut pembagian pekerjaan untuk diselesaikan dan mengkoordinasikan hasil-hasilnya (John R, 2003:238).
Mengorganisasikan adalah proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaaan, wewenang, dan sumber daya diantara anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai sasaran organisasi (Stoner dkk, 1996:11). Handoko (2003:24) pengorganisasian adalah: a) penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, b) perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat “membawa” hal-hal tersebut ke arah tujuan, c) penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian, d) pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugasnya.
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, hingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu (Terry, 1986: 233). Hasibuan (2004:118-119) pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
            Pelaksanaan proses pengorganisasian yang baik, dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi dengan baik pula. Proses pengorganisasian akan tercermin pada struktur organisasi yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian.
Kamalludin (1989:117-118) mengemukakan unsur-unsur penting dari proses pengorganisasian, adalah:
a) penetapan tujuan-tujuan, b) membutuhkan fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk dilakukan, c) memproses kebutuhan personel, d) menentukan sumber-sumber fisik untuk mencapai tujuan, e) pengelompokan fungsi-fungsi, menentukan sumber-sumber fisik dan personel ke dalam suatu struktur organisasi yang terkoordinir, f) menentukan tanggung jawab serta wewenang, g) menentukan tingkat pertanggungjawaban personel dalam pembuatan struktur, h) penentuan aktivitas-aktivitas kerja.

Handoko (2003:169) menyatakan aspek-aspek penting organisasi dan
proses pengorganisasian terdiri dari: 1) pembagian kerja, 2) departementalisasi (atau sering disebut dengan istilah departementasi), 3) bagan organisasi formal, 4) rantai perintah dan kesatuan perintah, 5) tingkat-tingkat hirarki manajemen, 6) saluran komunikasi, 7) penggunaan komite, 8) rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tidak dapat dihindarkan.
            Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah proses penentuan, penempatan dan pembagian tugas pada setiap individu dalam suatu organisasi atau perkumpulan. Penentuan, penempatan, dan pembagian tugas tersebut berdasarkan dari kemampuan individu masing-masing, akan tetapi dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab para peserta dan harus bekerjasama menjadi satu kesatuan dengan anggota organisasi, agar organisasi dapat berjalan sesuai dengan harapan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Aspek-aspek penting dari pengorganisasian adalah: 1)  penetapan tujuan organisasi, 2) penentuan personel/pengurus organisasi, 3) pembuatan struktur organisasi, 4) pembagian tugas atau wewenang, 4)  membentuk bidang-bidang organisasi, dan 5) penentuan aktivitas kerja.
3. Pelaksanaan/pengarahan (actuating/directing)
Pelaksanaan (actuating) adalah fungsi manajemen ketiga dan merupakan
kelanjutan dari perencanaan dan pengorganisasian. Fungsi pengarahan (directing = actuating = leading =  pergerakan) adalah fungsi manajemen yang terpenting dan paling dominan dalam proses manajemen. Jika fungsi ini diterapkan maka proses manajemen dalam merealisasikan tujuan dimulai (Hasibuan, 2004: 183).
Penggerakan dapat didefinisikan sebagai “keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan ekonomis (Siagian 2002:128). Manullang (1988:22) mengemukakan directing atau yang disebut juga commanding adalah fungsi dari manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran-saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Pengarahan adalah mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan (Hasibuan, 2004:183). Terry (1986:313) actuating merupakan usaha untuk menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan yang bersangkutan dan sasaran-sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Pengarahan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan supaya bekerja giat serta membimbing mereka melaksanakan rencana dalam mencapai tujuan (John R., 2003:13).
Penggerakan/pelaksanaan (actuating) berhubungan erat dengan sumber daya manusia yang pada akhirnya merupakan perputaran aktivitas-aktivitas manajemen. Pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatan alat-alat bagaimanapun canggih atau andalnya, baru dapat dilakukan jika karyawan (manusia) ikut berperan aktif (Hasibuan, 2004: 183). Arti penting sumber daya manusia bagi suatu perusahaan terletak pada kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan secara positif terhadap sasaran-sasaran pelaksanaan pekerjaan serta kesempatan-kesempatan dan dalam rangka usaha melaksanakannya mereka mencapai kepuasan dari hasil pekerjaan dan karena berada dalam lingkungan kerja yang bersangkutan. Hal tersebut mengharuskan dipenuhinya syarat-syarat bahwa: orang-orang tepat dengan pengetahuan serta keterampilan yang tepat, berada pada pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat untuk melaksanakan pekerjaan yang harus dikerjakan (Terry, 1986: 314).
Pentingnya unsur manusia jelas terlihat dalam seluruh proses administrasi dan manajemen. Tujuan organisasi yang telah ditetapkan untuk dicapai, rencana dan program kerja yang telah disusun dan ditetapkan sebagai strategi dasar organisasi hanya ada maknanya apabila diterima dan dilaksanakan oleh manusia. Jelaslah bahwa dalam seluruh proses administrasi dan manajemen itu segala sesuatu bertitik tolak dari dan bermuara pada manusia sebagai unsurnya yang terpenting (Siagian, 2002:128-129).
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan (actuating) adalah usaha-usaha untuk mendorong dan mengarahkan para anggota organisasi sedemikian rupa dengan cara memberikan bimbingan, saran, perintah, dan motivasi supaya para anggota organisasi berkeinginan dan berusaha untuk  melaksanakan rencana dalam mencapai sasaran-sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Penggerakan/ pelaksanaan/ pengarahan sangat berhubungan erat dengan sumber daya manusia, dimana segala proses manajemen dan administrasi tidak dapat berjalan tanpa adanya sumber daya manusia meskipun tersedianya dan canggihnyaberbagai sumber daya yang lain. Hal ini berlaku di seluruh organisasi yang ada.
4. Pengendalian/pengawasan (Controlling)
            Fungsi pengendalian (controlling) adalah fungsi terakhir dari proses
manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses
manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Hasibuan (2004: 241) pengendalian berkaitan erat dengan fungsi perencanaan, karena: 1) pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan, 2) pengendalian baru dapat dilakukan jika ada rencana, 3) pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan dengan baik, 4) tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah pengendalian atau penilaian dilakukan. Dengan demikian peranan pengendalian ini sangat menentukan baik atau buruknya pelaksanaan suatu rencana.
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula (Manullang, 1988: 173). Handoko (2003:359) mendefinisikan pengawasan sebagai proses untuk ”menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Pengawasan berarti: mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana (Terry, 1986: 395).
Pengawasan merupakan ”proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya” (Siagian, 2002: 169). Pengendalian merupakan proses pengukuran kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan (John R., 2003:13). Pengendalian (controlling) adalah proses untuk memastikan bahwa aktifitas sebenarnya sesuai dengan aktifitas yang direncanakan (Stoner dkk, 1996:12).
Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa direncanakan menjadi kenyataan (1988: 173). Hasibuan (2004: 242) pengendalian bertujuan: 1) supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari rencana, 2) melakukan tindakan perbaikan (corrective), jika terdapat penyimpangan-penyimpangan (deviasi), 3) supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana.
Kegiatan pengawasan dapat berbentuk pemeriksaan, pengecekan serta
usaha pencegahan terhadap kesalahan yang mungkin terjadi, sehingga bila terjadi
penyelewengan atau penyimpangan dapat ditempuh usaha-usaha perbaikan. Menurut James A.F. Stoner dkk (1996:12) fungsi pengendalian manajemen adalah: (1) Menetapkan standar prestasi kerja, (2) Mengukur prestasi saat ini, (3) Membandingkan prestasi ini dengan standar yang telah ditetapkan, dan (4) Mengambil tindakan korektif bila ada deviasi yang dideteksi.
            Suatu sistem pengawasan yang efektif dapat diperoleh dengan terpenuhinya beberapa prinsip pengawasan. Dua prinsip pokok bagi suatu sistem pengawasan pengawasan yang efektif ialah adanya rencana tertentu dan adanya pemberian instruksi-instruksi, serta wewenang-weweng kepada bawahan (Manullang, 1988: 173). Artinya, pengendalian harus disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan rencana, serta pengendalian harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi (manajer dengan bawahannya merupakan sarana untuk melaksanakan rencana. Dengan demikian pengendalian yang efektif harus disesuaikan dengan besarnya wewenang manajer, sehingga mencerminkan struktur organisasi) (Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam Hasibuan, 2004: 243).
Terdapat beberapa jenis pengendalian dalam melaksanakan manajemen, diantaranya menurut Hasibuan (2004: 244-245) adalah:
1) Pengendalian karyawan (personnel control). Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan karyawan. 2) Pengendalian keuangan (financial control). Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan termasuk pengendalian anggarannya. 3) Pengendalian produksi (production control). Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya. 4) Pengendalian waktu (time control). Pengendalian ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana. 5) Pengendalian teknis (technical control). Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan. 6) Pengendalian kebijaksanaan (policy control). Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah digariskan. 7) Pengendalian penjualan (sales control). Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah produksi atau jasa yang dihasilkan terjual sesuai dengan target yang ditetapkan. 8) Pengendalian inventaris (inventory control). Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah semua inventaris perusahaan masih ada semuanya atau ada yang hilang. 9) Pengendalian pemeliharaan (maintenance control). Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah semua inventaris perusahaan dan kantor dipelihara dengan baik atau tidak, dan jika ada yang rusak apa kerusakannya, apa masih dapat diperbaiki atau tidak.

Berdasarkan berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian/ pengawasan (controlling) adalah suatu proses pengamatan, pengukuran, dan evaluasi terhadap seluruh kegiatan organisasi yang dilakukan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan bertujuan untuk mengusahakan agar pelaksanaan kegiatan dan tujuan organisasi sesuai dengan perencanaan.
C. Unsur-unsur Manajemen
            Menurut Hasibuan (2004:20) unsur-unsur manajemen dalam peranannya dalam mencapai tujuan yang diinginkan itu terdiri dari Men, Money, Methods, Material, Machines dan Market, yang disingkat 6M.
1)        Men (Tenaga Kerja Manusia)
Tenaga kerja manusia (men) adalah obyek atau alat utama manajemen untuk mencapai tujuan, baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga kerja operasional/pelaksana. Manusia mengerjakan semua aktivitas atau kegiatan yang ada dalam organisasi, seperti planning, organizing, actuating, dan controlling.
2)        Money (uang)
Money yaitu uang yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Uang digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas, termasuk aktivitas di dalam manajemen. Uang digunakan untuk membayar gaji, mengadakan pengawasan, membeli peralatan, dan lain-lain.
3)        Methods (metode)
Methods yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan. Dalam sebuah organisasi, metode kerja yang dilaksanakan dengan benar maka akan memperlancar proses produksi dalam organisasi.
4)        Material (bahan)
Materials yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Bahan-bahan diolah oleh manusia dengan menggunakan mesin sesuai metode yang benar akan mempercepat dan memudahkan melakukan kegiatan atau aktivitas dalam organisasi.
5)        Machines (mesin)
Machines yaitu mesin-mesin/alat-alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Mesin berguna untuk membantu kelancaran produksi dalam organisasi. Dengan menggunakan mesin akan mempercepat proses produksi dan dapat memudahkan manusia melakukan kegiatan dalam organisasi.
6)        Market (pasar)
Market yaitu pasar untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan. Mulai dari penjualan barang, jasa, pendistribusian, promosi produksi sehingga
konsumen merasa tertarik untuk mengkonsumsinya.

Daftar Rujukan
1. Handoko, H.T. 2003. Manajemen. Yogyakarta:BPFE.
2. Hasibuan, M.S.P. 2004. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
3. James A.F. Stoner, R. Edward Freeman, Daniel R. Gilbert. JR. Alih Bahasa Alexander Sindoro. 1996.
    Manajemen Edisi Bahasa Indonesia.PT Prenhallindo, Jakarta.
4. John R. Schermerhorn, Jr. 2003. Manajemen Edisi Bahasa Indonesia Management 5e edisi cetakan
    kelima.Yogyakarta: Andi, 2003)
5. Kamaluddin. 1989. Manajemen. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal 
    Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
6. Manullang, M. 1988. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
7. Siagian, S. P. 2002. Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta: PT Bumi Aksara.
8. Terry, G.R. 1986. Asas-asas Manajemen: Alih Bahasa Winardi. Bandung: Alumni.

Semoga Bermanfaat... ^_^.. Rendy's.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar